Searching...
Minggu, 29 April 2012

Setiap Pangan Tidak Boleh Mengandung Formalin

FORMALIN itu bahan berbahaya. Secara umum ada beberapa akibat jika mengkonsumsi bahan berbahaya tersebut. Jika terhirup bisa menyebabkan iritasi, mengenai kulit, dapat mengakibatkan luka bakar. Jika tertelan akan menyebabkan rasa terbakar pada mulut. Jangka panjang dari mengkonsumsi formalin dapat menyebabkan kanker dan kematian. 

Sebagai contoh, ciri-ciri ikan segar atau hasil laut berformalin adalah tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar 25º C, warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih, bau agak menyengat, bau formalin, dan tidak dihinggapi lalat.  “Dampak yang ditimbulkan dari mengkonsumsi formalin bisa iritasi, menyebabkan kanker, hingga kematian,” kata Multi Juto Bhatarendro, kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak saat melakukan diskusi mengenai bahaya formalin dan pangan berformalin di Graha Pena Pontianak Post.

Untuk mengetahui lebih jauh bahaya formalin bagi kesehatan dan penyebaran formalin pada pangan di Pontianak, Pontianak Post menggelar diskusi pada Kamis (19/4) yang menghadirkan Multi Juto Bhatarendro, kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Suryatmi dari Kantor Ketahanan Pangan Kota Pontianak, Titis Khulyatun dari Balai Besar POM di Pontianak, Zainal Abidin dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat, dan Burhanuddin Haris dari Lembaga Pemberdayaan Konsumen dan Lingkungan Kalbar.

Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan di Pontianak Titis Khulyatun mengatakan, tugas BPPOM di Pontianak adalah untuk melakukan pengawasan makanan yang beredar di Pontianak apakah layak untuk dikonsumsi atau tidak.  Menurutnya, formalin adalah bahan pengawet yang biasanya digunakan untuk mengawetkan mayat. Namun tidak jarang, zat berbahaya itu, biasanya digunakan untuk mengawetkan makanan seperti ikan.

Lanjut dia, berdasarkan hasil pengujian dan kajian yang dilakukan pihaknya, praktik penyalahgunaan bahan berbahaya seperti formalin khususnya di Pontianak sebenarnya sudah lama dilakukan.   Ia menambahkan, tidak dapat dipungkiri ada dua permasalahan yang menyebabkan penggunaan bahan berbahaya tersebut diantaranya karena ketidaktahuan masyarakat dan karena tindakan kesengajaan yang dilakukan untuk mengambil untung dari menggunakan bahan berbahaya itu.

“Hasil uji kami pada jajanan anak dari tahun 2008 sampai 2010, sekitar 40 sampai 60 persen pangan di Pontianak tidak memenuhi syarat, dan tahun 2011cenderung mengalami penurunan,” katanya.  Sedangkan untuk hasil tangkapan ikan dari nelayan di Pontianak, berdasarkan laporan dari masyarakat tentang penggunaan formalin untuk hasil tangkapan ikan masih belum teruji kebenarannya. “Yang pasti setiap pangan tidak boleh mengandung formalin atau negatif,” tegasnya.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Barat Zainal Abidin mengatakan selama ini pihaknya telah melakukan uji coba hasil tangkapan ikan oleh nelayan, tidak semuanya mengandung formalin.  Menurutnya, banyak media yang dapat menyebabkan hasil tangkapan ikan dapat tercemar bahan berbahaya itu, di antaranya penggunaan es untuk mendinginkan ikan, juga dapat menjadi satu diantara penyebab tercemarnya hasil tangkapan ikan oleh nelayan. “Kalau es yang digunakan nelayan ternyata mengandung formalin, maka secara otomatis ikan akan tercemar,” ucapnya.

Lanjut dia, berbagai upaya sudah dilakukan untuk menekan penggunaan zat berbahaya tersebut, seperti setiap kapal nelayan yang berlabuh di pelabuhan dengan membawa hasil tangkapan akan diuji. “Tapi kalau sudah di pasar kita tidak bisa lagi melakukan uji, karena sudah ada instansi yang memiliki wewenang untuk mengujinya,” katanya.

Berdasarkan Permentan No 20 Tahun 2010 tentang Sistem Jaminan Mutu Pangan Hasil Pertanian. Suryatmi dari Kantor Ketahanan Pangan Kota Pontianak mengatakan pihaknya memiliki tugas untuk melakukan pengujian pangan segar yang beredar di pasar.  Menurutnya, selama tiga tahun terakhir, pihaknya melakukan uji sampel kepada ikan hasil tangkapan nelayan, belum pernah ditemukan ikan hasil tangkapan nelayan Pontianak mengandung formalin. “Kita mengambil sampel secara acak dan hasilnya positif,” terangnya.

Namun yang menjadi permasalahan adalah jika hasil ikan tangkapan nelayan tidak mengandung formalin, belum tentu ikan-ikan yang dikirim dari luar tidak terindikasi tidak berformalin. Karena pengiriman ikan secara ilegel tersebut tidak bisa diawasi. “Ikan-ikan yang dikirim dari negara luar secara ilegal bisa saja mengandung formalin dan ini menjadi masalah kita bersama,” katanya. 

Banyak masalah yang menyebabkan bahan pangan seperti ikan terindikasi berformalin, mulai dari paradigma bahwa penggunaan formalin lebih efektif dari pada menggunakan es untuk mengawetkan hasil tangkapan ikan, dan susahnya memutus rantai makanan penjualan zat berbahaya tersebut. Menurut Burhanuddin Haris, Lembaga Pemberdayaan Konsumen dan Lingkungan Kalbar, permasalahan pangan yang mengandung formalin memang dilematis. Setidaknya ada enam lingkaran setan yang harus diatasi untuk menuntaskan masalah tersebut diantaranya keterbatasan anggaran, bagi instansi yang memiliki tugas untuk melakukan pengawasan.

Menurutnya, keterbatasan anggaran selalu menjadi persoalan setiap instansi yang memiliki tugas untuk melakukan pengawasan. Sehingga pangan yang beredar di masyarakat benar-benar sehat dan tidak mengandung formalin. Moral aparat menjadi sorotan LPKS Kalbar terkait masalah penggunaan formalin pada makanan. Sebagai contoh, barang-barang dari luar yang masuk ke Indonesia khususnya Kalbar melalui Entikong sangat mudah dan tanpa mendapatkan pemeriksaan. “Ini juga menjadi masalah, barang-barang dari luar masuk tanpa pengawasan,” tegasnya.

Lanjut dia, lemahnya pengawasan, lemahnya sosialisasi, formalin mudah didapat, lemahnya hukum, menjadi kendala untuk menyelesaikan masalah penggunaan formalin pada makanan. “Seharusnya oknum yang secara jelas menggunakan bahan berbahaya itu harus dihukum berat sehingga ada efek jeranya, tapi kenyataannya tidak dengan negosiasi pelaku bisa bebas dengan mudah,” keluhnya. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Multi J Bhatarendro, menurutnya makanan terbaik adalah makanan yang diolah oleh keluarga. Lanjut dia, dari hasil uji yang dilakukan pihaknya di sejumlah pasar, 56 persen hasil survei itu tidak membuktikan makanan atau kebutuhan keluarga seperti ikan, daging, tahu menggunakan bahan pengawet berbahaya itu.

“Pedagang takut kalau barang dagangannya tidak laku dan busuk, jadi harus ada yang bertugas untuk meyakinkan mereka bahwa barang dagangan mereka pasti laku dalam sehari. Sehingga mereka tidak lagi akan menggunakan formalin,” harapnya.   Permasalahan penggunaan formalin telah menjadi pekerjaan rumah semua pihak termasuk masyarakat, mulai dari memberikan kesadaran masyarakat tentang bahaya penggunaan dan mengkonsumsi formalin dan memutuskan rantai peredaran formalin harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah penggunaan formalin pada pangan.  (*)

Dari Diskusi Bahaya Formalin di Graha Pena Pontianak Post Sabtu (ADONG EKO, Pontianak, 21 April 2012 , 08:43:00) - SUMBER ARTIKEL PONTIANAK POST

Note:
ET Group memproduksi beberapa test kit analisis mutu pangan bermerk Easy Test dengan jenis varian antara lain Test Kit Formalin, Test Kit Boraks, Test Kit Methanil Yellow, Test Kit Rhodamine B, Test Kit Mutu Pangan 4 Varian, Test Kit Formalin Paket Industri, TEST KIT MUTU PANGAN 4 VARIAN (PAKET INDUSTRI), Test Kit Sianida, Test Kit Peroksida, Test Kit Hipoklorit (Kaporit), Test Kit Siklamat, Test Kit Sakarin, Test Kit Asam Salisilat, Test Kit Alkalinitas (Alkalinity), Test Kit Asam Sorbat, Test Kit Benzoat, Test Kit Oksalat (Oxalate), Test Kit Tiosianat (Thiocyanate), Test Kit Nitrit, Test Kit Iodat, Test Kit Oksalat, Test Kit Potassium Bromate (Kalium Bromat) dan macam-macam test kit lainnya.

EASY TEST KIT WEB SUPPORT - BAHASA INDONESIA: Easy Test Support, Penawaran Jual, Katalog Produk, ENGLISH LANGUAGE: Easy Test Support, Selling Offers, Products Catalog.

WEB SUPPORT RESMI CV. ET GROUP: CV. ET GROUP Business, Test Kit Shop, dan Easy Test Kit Info.

Tag: analisis cepat, bahan berbahaya pada makanan, boraks dalam makanan, cyanide test kit, easy test, formalin dalam makanan, info kita, nitrite test kit, test kit, test kit borak, test kit formalin, test kit methanyl yellow, test kit nitrit, test kit pewarna batik, test kit rhodamin b, test kit sianida

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!