Searching...
Jumat, 22 Juni 2012

Edan... Indonesia ‘Overdosis’ Formalin

Surabaya Pos Online (Rabu, 20/06/2012 | 13:22 WIB) - Bahaya formalin dan zat kimia dalam bahan pangan--terutama buah dan sayur-- terus menghantui Tanah Air. Bahkan bisa dikatakan tubuh orang Indonesia sudah ‘overdosis’ formalin (karena setiap makanan terutama produk impor mengandung formalin,Red). Kementerian Pertanian (Kementan) pun--berdasarkan penelitian tahun lalu--menemukan formalin di buah impor terutama jeruk dan apel.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) total impor buah sebanyak 89 ribu ton dengan nilai 76,3 juta dollar atau Rp 686 miliar sepanjang Januari-April 2012. Artinya, rata-rata satu bulan ada 22,25 ribu ton buah masuk Tanah Air. Bila diasumsikan 10% saja buah impor itu berformalin, maka sedikitnya ada 2,2 ribu ton buah berbahaya per bulan beredar di Indonesia.

“Bisa dikatakan Indonesia ini sudah over alias kelebihan dalam penggunaan formalin dalam makanan. Pertama memang dikarenakan ketidaktahuan masyarakat akan bahayanya. Tapi yang menakutkan, masyarakat tahu bahayanya tapi tetap menggunakannya karena menginginkan untung lebih,” ujar Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unair, Djoko Agus Santoso saat dihubungi Rabu (20/6).

Sebelumnya, Pusat Karantina Tumbuhan Kementan mengatkan Indonesia menjadi keranjang sampah bagi produk pertanian dari negara lain. Ironisnya, produk tersebut berkualitas rendah dan sering tidak laku di negara lain.

Hal itu patut diwaspadai karena banyak yang tidak layak dikonsumsi karena kandungan logam beratnya sangat tinggi.

"Saat ini saja satu dari 1.000 orang di Indonesia menderita autis. Jika impor tidak ditekan, maka jumlahnya bisa meningkat," katanya.

Dari total volume impor buah, diperkirakan 1.000 ton lebih ditolak karena mengandung bahan berbahaya di atas ketentuan. Sebagian besar produk berformalin adalah kacang tanah dan pir.

Sekadar diketahui ancaman bahan pangan berbahaya makin santer berembus pasca pemerintah melakukan tarik-ulur pengetatan produk hortikultura. Kementan bersikukuh mulai Selasa (19/6) melarang buah impor masuk Tanjung Priok Jakarta. Berdasarkan Permentan No 42 dan 43, buah dan sayuran selain dari AS, Australia, dan Kanada tak dibolehkan masuk ke Tanjung Priok melainkan masuk ke pelabuhan yang ditunjuk Soekarno-Hatta (udara), Belawan, Surabaya, dan Makassar.

Namun di sisi lain Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan hal bertolak belakang. Kemendag menunda pemberlakuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 30/M-DAG/PER/5/2012 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura yang seharusnya diberlakukan pada 15 Juni menjadi 28 September 2012.

Padahal aturan Kemendag menjadi pengaman agar bahan pangan impor Indonesia layak konsumsi. Sebab aturan itu yang mewajibkan para importir produk hortikultura untuk memperhatikan aspek keamanan pangan, ketersediaan produk dalam negeri, penetapan sasaran produksi dan konsumsi produk hortikultura.

Para pengimpor juga harus memenuhi persyaratan kemasan dan pelabelan, standar mutu serta ketentuan keamanan dan perlindungan terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan.Dalam Permendag tersebut juga ditetapkan bahwa setiap impor produk hortikultura wajib mendapat persetujuan impor dari Kemendag atas rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian.

Terpisah Kepala BBPOM Surabaya Endang Pudjiwati mengatkan meski belum ada pasti tapi masyarakat memang harus waspada. Apalagi, Jawa Timur khususnya Surabaya akan menjadi pintu utama produk hortikultura impor. “Jika konsentrasinya sedikit tidak akan ketahuan secara kasat mata namun jika konsentrasinya banyak akan terlhat dari baunya yang menyengat. Jadi memang harus waspada,” tuturnya
Pada umumnya makanan yang mengandung formalin bertahan lama di luar waktu normal meskipun ditempatkan pada suhu ruang (25-27 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat Celsius).

Bahan makanan yang mengandung formalin juga memiliki pertanda khusus, seperti pada daging ayam teksturnya akan lebih kencang, pada ikan insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, dan pada mi basah teksturnya tidak lengket dan tidak mudah putus. Selain dari fisik makanan, formalin dapat dideteksi dari baunya yang menyengat.

Khusus pada buah, cukup sulit mendeteksi zat formalin hanya dari segi fisiknya. "Untuk buah-buahan, memang sebaiknya dilakukan uji laboratorium, terlebih jika baunya berbeda dengan bau asli buah tersebut, atau kulit luarnya tampak mengkilap," katanya.

Formalin pada buah yang dijual secara bertangkai, seperti lengkeng dan anggur, dapat sedikit dikenali. Jika tangkainya sudah tampak layu, sementara buahnya masih sangat segar dengan bau menyengat yang bukan bau buah, patut diwaspadai.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari Januari-April 2012 sebanyak 68 ribu ton apel dari China masuk pasar dalam negeri dengan nilai 57,2 juta dollar.

Sementara itu, apel dari Amerika Serikat juga banyak masuk ke Indonesia. Sekitar 16,2 ribu ton dengan nilai 13,3 juta dollar.

Kemudian, Indonesia juga mengimpor apel, pear, dan sejenisnya dari Afrika Selatan, sebanyak 2.391 ton buah impor ini dengan nilai 2,8 juta dollar.Ada juga apel asal Australia sebanyak 800 ton dengan nilai 1,1 juta dollar, Apel asal Selandia Baru sebanyak 730 ton dengan nilai 865 ribu dollar, Prancis sebanyak 443,3 ton dengan nilai 474 ribu dollar, dan Korea Selatan sebanyak 171 ton dengan nilai 353,3 ribu dollar.
Ada juga impor dengan jumlah kecil dari Singapura sebanyak 156 ton dengan nilai 134 ribu dollar, Myanmar sebanyak 75 ton dengan nilai 82,5 ribu dollar, Belgia sebanyak 34,9 ton dengan nilai 51 ribu dollar, Argentina sebanyak 21,8 ton dengan nilai 17,4 ribu dollar, Jepang sebanyak 13,2 ton dengan nilai 15 ribu dollar dan Taiwan sebanyak 14 ton dengan nilai 14 ribu dollar.

Analis kesehatan masyarakat, Prof Veny Hadju, mengatakan seminim apa pun penggunaan zat formalin yang terkandung dalam makanan, jika dikonsumsi berkali-kali, tetap saja pada akhirnya akan merusak tubuh. "Formalin, boraks, rhodamine, atau zat kimia apa pun sangat tidak dianjurkan digunakan dalam makanan, karena dapat menghancurkan organ tubuh secara perlahan," kata Veny.

Ia menganjurkan masyarakat lebih teliti saat membeli dan mengonsumsi makanan yang disajikan. Untuk buah dan sayuran, Veny menganjurkan masyarakat memilih yang organik dan nonpestisida. Ciri buah dan sayuran organik bisa dilihat dari tampilan yang tidak sempurna. Pada umumnya buah organik cepat membusuk dan sering kali ada bekas gigitan ulat pada bagian fisik buah.

Formalin memiliki senyawa CH2 OH, yang reaktif dan mudah mengikat air. Bila zat ini sudah bercampur dengan air, barulah dia disebut formalin. Formalin sangat mudah mengikat protein. Karena itu, ketika disiramkan ke makanan berprotein, seperti tahu, formalin akan meresap hingga kebagian dalamnya, sehingga menyebabkan protein mati. Makanan yang sudah dicampuri formalin tidak akan terserang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam. Itulah sebabnya tahu atau makanan lainnya menjadi lebih awet.

Jika masuk ke tubuh manusia, formalin juga akan menyerang protein yang terdapat dalam tubuh, seperti pada lambung. Terlebih bila formalin tersebut masuk ke tubuh dengan dosis tinggi. Jika digunakan sebagai pengawet makan dalam dosis rendah, efek formalin tidak seketika dirasakan. Tapi bisa menyebabkan tubuh manusia terinfeksi kanker akibat zat karsinogen yang ada di dalamnya.

Bahan pengawet lainnya, seperti boraks, rhodamine, dan pestisida, sama berbahayanya dengan formalin. Mengkonsumsi zat ini dalam jangka panjang akan menimbulkan mutasi genetik, kanker, dan keracunan pada alat-alat reproduksi manusia. Bila masuk ke tubuh ibu yang mengandung dan menyusui, zat ini akan mempengaruhi perkembangan perilaku pada bayi, gangguan hormonal, dan cacat lahir

Priok Tertutup, Perak Masih Sepi
Sementara, Balai Karantina Tanjung Priok menegaskan telah mensterilisasi masuknya buah dan sayur impor sejak 4-5 hari lalu. Seksi Pengawasan Balai Karantina Besar Pelabuhan Tanjung Priok Ihsan Nugroho mengatakan pihaknya sudah tak menerima pengajuan surat permohonan pemeriksaan karantina (PPK) sejak 5 hari lalu. Sehingga pada hari ini produk-produk buah dan sayur impor selain dari AS, Australia dan Kanada sudah tak masuk Tanjung Priok.

"Kita sudah melakukan instruksi Permentan No 42 dan 43, buahn dan sayuran selain dari AS, Australia, dan Kanada tak dibolehkan masuk ke Tanjung Priok melainkan masuk ke pelabuhan yang ditunjuk Soekarno-Hatta (udara), Belawan, Surabaya, dan Makassar. Suratnya permohonan dari Permentan sudah kami terima," kata Ihsan.

Ihsan menjelaskan sampai saat ini tak ada antrean kontainer produk sayur maupun buah impor yang ada di Tanjung Priok. Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan stakeholder di pelabuhan lainnya seperti Bea Cukai, Pelindo.

Sementara dari pantauan di Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS) masih belum terlihat adanya impor holtikultura yang masuk ke Tanjung Perak.

Kontainer-kontainer yang terlihat di beberapa bagian Terminal Petikemas Surabaya masih didominasi kontainer warna merah biru dan hijau—barang non-pangan. Sedangkan untuk kontainer yang biasa digunakan untuk mengangkut holtikultura adalah kontainer river warna putih tak tampak hingga Rabu (20/6) pagi ini.

Dijelaskan juga oleh Ardiansyah Staf Humas TPS jika impor holtikultura belum ada yang masuk ke Surabaya. "Hal itu bisa dibuktikan dengan belum bertambahnya kontainer river yang ada di TPS, jumlahnya masih sama dengan hari biasanya," ujarnya

Dijelaskan lagi oleh Ardiansyah jika impor holtikultura sudah terlihat masuk ke TPS maka jumlah kontainer river akan meningkat hingga 3-4 kali lipat dari hari biasa, "Saya sudah memantau di lapangan dan belum ada penambahan signifikan bahkan cenderung statis dari hari biasanya yaitu 210 kontainer river per hari," imbuhnya

SUMBER TULISAN DAN GAMBAR: http://www.surabayapost.co.id

Note:
ET Group memproduksi beberapa test kit analisis mutu pangan bermerk Easy Test dengan jenis varian antara lain Test Kit Formalin, Test Kit Boraks, Test Kit Methanil Yellow, Test Kit Rhodamine B, Test Kit Mutu Pangan 4 Varian, Test Kit Formalin Paket Industri, TEST KIT MUTU PANGAN 4 VARIAN (PAKET INDUSTRI), Test Kit Sianida, Test Kit Peroksida, Test Kit Hipoklorit (Kaporit), Test Kit Siklamat, Test Kit Sakarin, Test Kit Asam Salisilat, Test Kit Alkalinitas (Alkalinity), Test Kit Asam Sorbat, Test Kit Benzoat, Test Kit Oksalat (Oxalate), Test Kit Tiosianat (Thiocyanate), Test Kit Nitrit, Test Kit Iodat, Test Kit Oksalat, Test Kit Potassium Bromate (Kalium Bromat) dan macam-macam test kit lainnya.

EASY TEST KIT WEB SUPPORT - BAHASA INDONESIA: Easy Test Support, Penawaran Jual, Katalog Produk, ENGLISH LANGUAGE: Easy Test Support, Selling Offers, Products Catalog.

WEB SUPPORT RESMI CV. ET GROUP: CV. ET GROUP Business, Test Kit Shop, dan Easy Test Kit Info.

Tag: analisis cepat, bahan berbahaya pada makanan, boraks dalam makanan, cyanide test kit, easy test, formalin dalam makanan, info kita, nitrite test kit, test kit, test kit borak, test kit formalin, test kit methanyl yellow, test kit nitrit, test kit pewarna batik, test kit rhodamin b, test kit sianida

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!