Searching...
Sabtu, 02 Oktober 2010

Razia Formalin di 10 Pasar Tradisional

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk melindungi konsumen dari zat berbahaya di sejumlah bahan pangan, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara gencar melakukan razia makanan yang mengandung zat berbahaya. Apalagi, pasca ditemukannya zat formalin pada cumi-cumi saat razia di Pasar Sunter Agung Agustus lalu.

Kali ini, Jumat (1/10/2010), Suku Dinas Perternakan Perikanan dan Kelautan (P2K), melakukan razia di 10 pasar tradisional. Dalam razia itu, petugas mengambil 100 sampel masing-masing 50 ikan dan 50 daging baik ayam maupun sapi. Sampel tersebut langsung dibawa ke Laboratorium Kesehatan Peternakan milik Dinas P2K Pemprov DKI Jakarta untuk diteliti.

Kepala Suku Dinas P2K Jakarta Utara, Sri Wahyuni Sensusiwati, mengatakan pengambilan sampel daging di pasar tradisional perlu dilakukan. Karena ditakutkan masih banyak pedagang ikan maupun daging, yang menggunakan bahan pengawet, atau zat berbahaya lainya pada dagangan yang mereka jual.

"Dari sampel ikan maupun daging yang kami ambil, akan terlihat apakah mengandung formalin, zat kimia, zat pewarna, dan bahan pengawet lainnya yang dapat mengganggu kesehatan," kata Sri, di sela-sela razia.
Ke-10 pasar yang didatangi yakni Pasar Pelita, Sungai Bambu, Artha Gading, Tugu, Kalibaru, Koja, Waru, Rawa Badak, Anyer Bahari, dan lokasi pedagang binaan di Koja.

"Sejauh ini sudah ada 100 sampel diambil dari pasar–pasar tersebut. Sedangkan sampel ikan, daging dan usus dibawa ke laboratorium kesehatan peternakan, hasilnya akan diketahui seminggu lagi," katanya.
Selain mengambil sampel daging, pihaknya juga mengambil berbagai jeroan seperti usus ayam, hati ayam, ampela dan juga bagian dalam sapi. "Jika dari hasil pemeriksaan sampel itu terbukti ada pedagang yang menggunakan zat-zat berbahaya, kami akan berikan pembinaan dan meminta mereka membuat surat pernyataan tidak akan menggunakan zat itu lagi," ujarnya.

Selama ini, lanjut Sri, pihaknya selalu melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke pasar-pasar tradisonal dan modern. Sidak dilakukan semata-mata untuk melindungi masyarakat. Salah satunya pada Agustus 2010 di Pasar Sunter Agung. Saat itu petugas menemukan zat formalin yang digunakan pada cumi-cumi.

Armen Suhedi (40), salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Rawabadak, mengaku tidak khawatir dengan adanya pengambilan sampel ini. Sebab dirinya memang tidak pernah menggunakan formalin atau bahan pengawet lain pada ayam potong yang dijualnya.

"Tidak masalah, itu lebih baik sehingga konsumen makin terjamin belanja daging di kios saya," kata pria asal Sukabumi tersebut.

Note:
ET Group memproduksi beberapa test kit analisis mutu pangan bermerk Easy Test dengan jenis varian antara lain Test Kit Formalin, Test Kit Boraks, Test Kit Methanil Yellow, Test Kit Rhodamine B, Test Kit Mutu Pangan 4 Varian, Test Kit Formalin Paket Industri, TEST KIT MUTU PANGAN 4 VARIAN (PAKET INDUSTRI), Test Kit Sianida, Test Kit Peroksida, Test Kit Hipoklorit (Kaporit), Test Kit Siklamat, Test Kit Sakarin, Test Kit Asam Salisilat, Test Kit Alkalinitas (Alkalinity), Test Kit Asam Sorbat, Test Kit Benzoat, Test Kit Oksalat (Oxalate), Test Kit Tiosianat (Thiocyanate), Test Kit Nitrit, Test Kit Iodat, Test Kit Oksalat, Test Kit Potassium Bromate (Kalium Bromat) dan macam-macam test kit lainnya.

EASY TEST KIT WEB SUPPORT - BAHASA INDONESIA: Easy Test Support, Penawaran Jual, Katalog Produk, ENGLISH LANGUAGE: Easy Test Support, Selling Offers, Products Catalog.

WEB SUPPORT RESMI CV. ET GROUP: CV. ET GROUP Business, Test Kit Shop, dan Easy Test Kit Info.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!